Saturday, August 13, 2005

Susu

Entah mengapa aku suka sekali minum susu. coklat atau susu putih, walaupun banyak susu dengan vermentasi yang telah dikombinasikan dengan buah, tetapi engak begitu suka karena rasanya terlalu manis dan bermacam-macam kandungan yang aku tak tau isinya. Dulu waktu kecil, bukan berasal dari keluarga punya satu hal yang aku ingat dari didikan ibu. Kalau mau berangkat sekolah sedang sarapan belum tersedia, segelas susu cukuplah untuk pengganjal perutmu. Pertama minum rasanya mmmhmmmm segar, kelat di lidah, ada rasa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Karena asumsiku waktu itu dari omongan teman-teman susu itu tidak enak, akhirnya aku sempat terbawa juga sehingga kalau pas minum susu satu gelas langsung ditengap abis. Ternyata jika kita menganggap satu hal dari rasa tidak suka, supaya menjadi suka tidak ada salahnya membuatnya seolah seperti barang yang paling kita suka, itu saja. Baru saja aku minum susu coklat, kenapa suka coklat karena dia tidak membutuhkan pewarna lainnya. Disamping itu, sedikit bahan campuran yang setahuku tidak cukup berbahaya untuk aset tubuh ini. Mungkin barangkali ada keterkaitan dengan kebiasaan minum susu dengan pegmen kulitku yang putih, padahal ayah ibu juga tidak terlalu putih warna kulitnya. Wah pertanyaan ini tidak hanya sekedar asumsi saja, jika ada waktu harus dibuktikan dengan data-data hipotesis yang ada. Sebagai proses pembelajaran segala sesuatu yang tidak ilmiah dapat kita kemas dalam kacamata ilmiah melalui intelectual activity. Dengan melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah untuk mendukung asumsi kita. susu don't know why if i live without you.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home